Kalurahan Ngawis

Sidasamekta, 

Dalam rangka konvergensi pencegahan dan penanganan stunting 2024, Kalurahan Ngawis telah mengadakan Rembug Stunting pada hari, Selasa 06 Juni 2023 bertempat di Balai Pertemuan Kalurahan Ngawis. Dalam acara tersebut dihadiri beberapa lapis masyarakat. Diantaranya, Lurah Kalurahan Ngawis beserta Pamong Kalurahan, Panewu, Bamuskal, UPT Puskesmas Karangmojo I, Pendamping Desa, Perwakilan Kader, Linmas, Perwakilan Guru PAUD, Babinsa dan Bhabinkantibmas.

Anjar Kurniawan, A. M.d selaku Lurah Ngawis mengharapkan untuk segera memiliki solusi untuk bisa menekan angka stunting di wilayah Kalurahan Ngawis.  Stunting sendiri merupakan salah satu program Nasional. Kawit Raharjanto, S.Sos, MM. Selaku Panewu Karangmojo mengapresiasi Kalurahan Ngawis yang dapat melaksanakan Rembug Stunting. Kecamatan Karangmojo sendiri merupakan Kecamatan yang memiliki angka stunting terbesar. Salah satu penyumbang angka tersebut merupakan Kalurahan Ngawis yang terdata sebanyak 21 anak. Pemerintah Indonesia berharap tahun 2045, merupakan generasi emas. Oleh karena itu, penekanan angka stunting diupayakan sejak dini.

Pada Rembug Stunting  ini, Pribowo, S.Pd.i, selaku Bamuskal sebelum membuka acara, menambahkan bahwa salah satu faktor anak mengalami stunting adalah adanya kekurangan atau kesalahan dalam pola asuh dari orangtua. Stunting sendiri dapat mempengaruhi kecerdasan anak. Dalam hal ini, Triyono Budi Raharjo, S.St, selaku Kepala UPT Puskesmas Karangmojo I menyebutkan beberapa faktor terjadinya stunting antara lain pola asuh anak, terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan, pernikahan dini, hamil yang tidak dikehendaki, mengkonsumsi makanan siap saji, kurangnya akses air bersih dan pemeriksaan kehamilan yang tidak rutin. Petugas Kesehatan yang hadir pada pagi itu menambahkan bahwa UPT Puskesmas Karangmojo I akan melakukan langkah-langkah untuk permasalahan tersebut. Diantaranya, untuk ibu hamil diberi tablet penambah darah, diadakannya kelas ibu hamil dan penyuluhan. Penyuluhan sendiri dilakukan pada semua faktor yaitu, ibu, orang tua, dan remaja. UPT Puskesmas Karangmojo I juga akan mengadakan konseling agar masyarakat lebih menyadari bahaya stunting dan berharap masyarakat ikut membantu dan mencegah terjadinya stunting. Karena jika terkena stunting, maka generasi selanjutnya kemungkinan akan terkena dampak stunting juga. Beliau juga menambahkan UPT Puskesmas Karangmojo I memiliki program untuk memberi PMT Pangan Lokal yang didanai oleh Pemerintah. Beliau berharap, 6 kader dari Kalurahan Ngawis  mau dan memiliki waktu untuk membantu mempersiapkan PMT Pangan Lokal.

Nining, selaku Pendamping Desa yang mewakili menjelaskan bahwa Rembug Stunting 2024 merupakan rangkaian pra musyawarah RKP. Pemerintah Pusat berpesan agara Dana Desa dapat dipergunakan untuk pencegahan stunting. Murjikem, selaku Ketua KPM (Kader Pemberdayaan Masyarakat) menambahkan bahwa kader akan melakukan berbagai upaya dalam pencegahan stunting seperti, layanan KIA, Konseling Gizi, Pengadaan Air Bersih dan Sanitasi, Memfasilitasi Jaminan Sosial, mengadakan peralatan PAUD, Konseling pada Caten (Calon Manten), Membentuk Posyandu Remaja, dan mengadakan pelatihan memasak menu sehat. Watiningsih, selaku Bidan yang berada di UPT Puskesmas Karangmojo I menguraikan bahwa program – program dan inovasi juga terobosan sudah dilakukan semaksimal mungkin. Namun, tanpa adanya kesadaran dari masyarakat sendiri, program pencegahan stunting sendiri akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, beliau berharap adanya kerjasama yang solid dari semua kalangan masyarakat, petugas kesehatan dan pemerintah.

Dalam akhir acara Rembug Stunting  ini, Pribowo, S.Pd.i selaku Anggota Bamuskal memutuskan untuk mengusulkan dan mengusahakan penganggaran penanganan stunting untuk lebih diutamakan.

Dengan adanya Rembuk Stunting di  Kalurahan Ngawis dapat menekan angka pertumbuhan stunting hingga angka terkecil dan dapat menghasilkan generasi emas selanjutnya.